­
­

Terkadang Kita Harus Siap, Walau Kenyataannya Tak Benar-Benar Siap

Friday, February 19, 2016


Terkadang, aku melihat seseorang menjadi sangat cantik. Begitu cantik. Tak seperti hari-hari biasanya. Kau tahu yang ku maksud? Apakah kau pernah mengalaminya juga? Padahal kalau dilihat, sehari dua hari yang lalu juga seperti itu. Seminggu dua minggu, atau sebulan dua bulan yang lalu pun juga sama demikian. Tapi entah mengapa ada kalanya menjadi terlihat berbeda dari biasanya. Yang biasa emang kadang bisa jadi tak biasa. Semua itu ada waktunya. Tetapi selalu saja aku tak berani menatap dan melihatnya dalam-dalam.

Hal yang paling aku sukai

Hal yang paling aku sukai adalah melihatmu senyum. Terlebih ketika melihat dan mendengarmu tertawa. Aku sangat senang. Meskipun suara tertawamu tak enak didengar kadang-kadang. Apalagi jika aku melihat semuanya dari dekat. Rasanya begitu sangaat.. ahh.. benar-benar tak bisa dituliskan dengan kata-kata. Aku tak pernah merasakan sedekat ini denganmu. Meski hanya aku yang merasakan sedekat ini. Walaupun kita duduk tak terlalu berdekatan sekalipun. Karena dekat dan jauh itu tidak selalu dibatasi oleh jarak. Tapi juga komunikasi.

Yang paling tak ingin aku lihat

Yang paling tak ingin aku lihat darimu adalah menangis. Menangis karena kau sangat begitu sedih seperti itu. Karena pasti aku akan sangat kebingungan kala suatu saat terjadi hal itu. Mungkin aku hanya bisa diam. Dan tak bisa berkata apa-apa. Benar-benar tidak tahu harus gimana kurasa. Karena jika aku mencegahmu menangis pun, itu tak cukup membantu. Percuma bukan? Kamu tetap saja akan menangis. Yang bisa aku lakukan mungkin hanya membiarkanmu terus menangis, dan memberimu waktu untuk menikmati tangisanmu itu. Toh esok atau lusa, pasti kamu juga akan tersenyum kembali. Sebab, jika harus aku bantu kamu mengusap air matamu aku benar-benar tak mampu. Aku juga tahu, itu tak perlu. Apalagi untuk manawarkanmu pundak buat kamu bersandar, sungguh aku tak berani. Ahh.. aku tahu sekarang. Mungkin aku sekarang tahu apa yang akan membuatmu perlahan berhenti menangis dan menjadi tenang.

Memelukmu. Tanpa harus berkata apa-apa.

Tapi lagi-lagi itu hanya angan-angan karanganku saja. Aku tidak benar-benar akan melakukannya. Aku paham betul, itu tak harus aku lakukan.

Aku hanya ingin mengingatkanmu satu hal. Jika kamu bersedih, itu memang Tuhan menginginkan kamu bersedih. Kau tahu kenapa? Karena Tuhan sedang rindu padamu. Tuhan tidak ingin kamu melupakan-Nya. Apakah masih ingat kapan terakhir kali berkeluh kesah pada-Nya? Ungkapkan saja keluh kesahmu pada-Nya. Karena hanya Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Karena hanya dengan mengingat-Nya, kamu akan menjadi benar-benar tenang. Percayalah.

Dengan begitupun, aku tidak perlu lagi repot-repot harus memelukmu :p

Kau tahu, hal yang tidak harus kau tahu? Aku sudah bersiap-siap. Jika suatu saat memang harus melihatmu menangis, walau aku tak ingin. Tenang. Aku akan siap. Karena walaupun hanya untuk diam dan melihatmu menangis pun aku butuh persiapan.

You Might Also Like

0 comments